JAMBIBEDA.ID, Muara Bungo – Aktivitas tambang emas ilegal diduga kian menjadi-jadi beroperasi di Dusun Sungai Telang, Kecamatan Bathin III, Kabupaten Bungo, Jambi.
Fenomena ini menjadi perhatian serius salah satu pemuda Bungo, Said Andri Alamsyah. Pria yang akrab disapa Andri Awek ini meminta APH benar-benar serius memberantas PETI.
Baca Juga: Puluhan Alat Berat PETI Kian Bebas Beroperasi di Sungai Telang Bungo, Simak Videonya Disini!
Kata dia, saat ini diperkirakan ada sekitar 42 unit alat berat atau ekskavator diduga melakukan penambangan emas ilegal di wilayah Dusun Sungai Telang.
“MARAK NYA AKTIVITAS PETI DI DUSUN SUNGAI TELANG KECAMATAN BATHIN III ULU KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI, DIPERKIRAKAN SEBANYAK 42 ALAT BERAT YG BEROPERASI DIKAWASAN SUNGAI TELANG YG MELAKUKAN AKTIVASI PETI.. MOHON KEPADA BAPAK PRESIDEN, BAPAK KAPOLRI, BAPAK KAPOLDA DAN BAPAK KAPOLRES UNTUK SERIUS MEMBERANTAS PETI…” tulis Andri Awek lewat postingan di akun Facebook pribadinya, Kamis (26/9/2024).
Baca Juga: Cerita di Balik Razia PETI Sungai Telang Bungo: Diduga Bocor hingga Ekskavator Disembunyikan
Meski begitu, Andri Awek mengapresiasi tindakan Kodim 0416/Bute dan Polres Bungo yang berhasil mengamankan 1 unit alat berat merek Liugong di area tambang ilegal Dusun Sungai Telang pada Rabu (25/9/2024).
“Kami sebagai pemuda Bungo patut mengacungkan dua jempol atas tindakan Kodim dan Polres Bungo. Terima kasih, Pak!” ucapnya saat dihubungi Jambibeda.id via ponsel.
Ke depan, dia berharap penindakan tambang emas ilegal di Sungai Telang semakin gencar dilakukan, sehingga aktivitas PETI Hulu Sungai Batang Bungo benar-benar tidak ada lagi.
“Tentu ke depan kita minta APH lebih serius lagi memberantas PETI. Jangan sampai ada kesan pilih kasih dalam penindakan. Semuanya sama, sama-sama merusak lingkungan hidup. Tolong disikat habis!,” tegasnya.
Menurut dia, selama ini masyarakat di Kecamatan Bathin III Ulu sudah banyak menderita akibat aktivitas tambang emas ilegal.
“Contohnya masyarakat tidak bisa lagi menikmati air sungai yang bersih, lubuk larangan terancam punah dan tentu sangat merusak ekosistem. Miris nian,” tuntasnya. (skm)