JAMBIBEDA.ID, Sarolangun – Kepala Disdikbud Kabupaten Sarolangun, Arsyad mengimbau masyarakat Sarolangun untuk kembali melestarikan adat dan budaya-budaya lama.
Tujuannya tak lain untuk dijadikan sebagai budaya daerah dan budaya nasional serta menjadi pusat pariwisata. Dengan begitu, bisa menimbulkan pendapatan bagi masyarakat dan retribusi bagi daerah ketika budaya itu dilestarikan.
“Selama ini terkesan budaya dan adat istiadat itu diam saja, harapan kita itu diangkat. Maka masyarakat Sarolangun agar mengangkat budaya lama untuk kegiatan festival atau kesenian rakyat,” katanya, Kamis (21/9/2023).
Tradisi Junjung Pusako merupakan salah satu rangkaian adat istiadat yang dilaksanakan setiap tanggal 12 rabiul awal setiap tahun, artinya dilakukan satu tahun sekali.
Pusako tersebut berisikan Tulisan kuno, tulisan tangan manusia, keris, bulu berukuran 20 centimeter yang bertuliskan tulisan kuno, Kain panjang.
Semuanya dibungkus dengan kain dan pusako tersebut dibuka dan diasapkan serta diberikan kembang tujuh warna.
Setelah selesai ,dibungkus kembali dan diarak menuju tanah lapangan, dimana masyarakat sudah menunggu dengan istilah junjung Pusako. dan ini adalah tradisi adat dan budaya masih digunakan sampai saat ini, di desa tanjung gagak. (skm)