JAMBIBEDA.ID, Muara Bungo – Para pedagang di Pasar Bazar Kabupaten Bungo, harus membayar uang jutaan rupiah agar bisa berjualan. Uang tersebut merupakan biaya sewa Tenda Bazar kepada pihak yang menguasai Pasar Bazar.
Informasinya, Pasar Bazar ini dikuasai oleh tiga organisasi. Yakni Persatuan Pedagang Informal (PPI), Persatuan Pedagang Keliling (PPK) dan Ormas Laskar Merah Putih (LMP).
Ketua PPI, Bujang Puk dikonfirmasi media ini membenarkan bahwa pihaknya terlibat dalam pengelola Pasar Bazar. Kata dia, pihaknya mendapatkan jatah belasan tenda di Pasar Bazar.
“Sebagian (tenda), itu kan bagi tigo tuh. Jadi PPI, PPK dan Laskar (LMP). Empat belas sorang,” katanya dikonfirmasi via ponsel, Senin (10/4/2023) lalu.
Baca Juga: Patok Sewa Lapak Rp400 Ribu, Ketua Pasar Tumpah Ngaku Setor ke Pemkab Bungo
Menurut dia, harga satu tenda bazar bervariasi. “Satu lapak kadang-kadang tu tergantung pulo. Kalau yang sudah-sudah tu tiga ribu (3 juta). Memang disebut petang tuh anggaran 3 juta. Yang tahun yang sudah-sudah tu 3 juta lah,” akunya.
Dari hasil uang sewa tenda itu, Bujang Puk mengaku akan menyetor ke Pemerintah Kabupaten Bungo untuk PAD Bungo.
“Tentu lah iyo. Tiap tahun lah, tiap ado acara disetor terus itu. Tergantung duit, lah dapat duit setor, kalau belum dapat tunggu dulu,” ujarnya.
Senada dengan Bujang Puk, Ketua PPK Ali Usman juga mengaku menjadi pengelola Pasar Bazar. Namun dia menyebut jika PPI lah yang paling banyak menyewakan tenda bazar.
“Itu tu yang ngelola banyak tuh Bujang Puk. Kami sedikit, ado-ado jugo tapi ado dikit. PPK di situ, PPI dan Laskar,” katanya.
Dia mengaku jika PPK mendapatkan belasan kuota tenda bazar. “Lebih kurang 14 tenda kalau dak salah. Tapi ukuran kecil. Nyo ukuran 4×6, ado ukuran 4×5, ado ukuran 4×4. Kami cuma ukuran 4×5 12 buah, sudah itu 4×4 2 buah. Semuanyo 14 buah,” akunya.
Menurut keterangan Ali Usman, semua tenda bazar berjumlah lebih kurang 54 tenda, dan tenda punya LMP dikelola oleh PPI.
“Cubo ditanyo ke dio (Bujang Puk) yang lebih jelas. Dio 40 (tenda), kami 14. Semuanyo 54 kalau dak salah dak,” tuturnya.
Soal sewa tenda bazar, Ali Usman mengaku belum mematok harga. Pihaknya akan melakukan rapat terlebih dahulu. “Kagek kami terlalu murah dak lemak samo PPI. Kalau terlalu mahal dak enak samo pedagang PPI,” katanya.
Namun begitu, dia mengatakan jika sebelumnya pihaknya memasang harga sewa tenda kisaran tiga juta per tenda.
“Kalu biasonyo kalu dak salah, kito tarok tiga setengah (3,5 juta), ee kito tarok tigo (3 juta). Dibayar orang kadang-kadang duo setengah (2,5 juta). Itu selama satu bulan selama acara,” terangnya.
“Dio (pedagang) tu dak tau apo-apo. Mulai dari lampu, uang sampah, uang pelataran, uang tenda, semuanyo dio dak tau. Dio tu cuma tau masuk, seandainyo tigo juta, tigo juta tu lah. Yang lainnyo dak tau. Dengan pemerintah, pelataran itu dio dak tau,” tambahnya menjelaskan.
Disinggung soal PAD, Ali Usman mengatakan pihaknya membayar ke Pemkab Bungo atas pemakaian jalan aspal yang dibangun tenda bazar tersebut.
“Dihitung kan per hari. Sesuai Perda Kabupaten Bungo, 300 perak per meter. Berapo banyak kami makai, kali lah berapo hari kami makai. 30 hari, 30 hari lah kali,” paparnya.
“Seandainyo ukuran 4×5 itu 20, 20 tu dikali 300 perak. Sudah tu dikalikan banyak tenda, sudah tu dikalikan per hari. Itu lah kali-kalinyo. Berapo totalnyo, itu yang kami bayar,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Harian LMP Kabupaten Bungo, Anton tak membantah jika pihaknya terlibat menjadi pengelola di Pasar Bazar. Namun kata dia, tenda-tenda bazar itu dikelola oleh PPI dan PPK.
“Ado, ado Laskar, cuma dikelola oleh PPI dengan PPK. Duo-duonyo, kareno mereka kan bagian dari kito jugo, dari Laskar jugo,” akunya, Kamis (13/4/2023). (skm)